Tuton 5-8 Kependudukan

Tuton 5-8 Kependudukan

Soal :
  1. Jelaskan dan sebutkan manfaat data komposisi penduduk menurut jenis kelamin
  2. Apakah yang dimaksud dengan “nilai indikator”? Nilai Indikator Indonesia pada tahun 2017 sebesar 0,48. Makna apa yang terkandung dalam angka 0,48 % tersebut? Jelaskan!
  3. Apa yang dimaksud dengan "proyeksi penduduk"?
  4. Mengapa dalam program studi PWK, kita perlu belajar tentang "proyeksi penduduk"?
  5. “Kebijakan kependudukan bersifat politis”. Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut! Jelaskan!
  6. Proyeksi Penduduk dapat dimanfaatkan sebagai salah satu komponen memperkirakan dan menyiapkan kebutuhan pangan! Coba Anda jelaskan
  7.  Bagaimana manfaat proyeksi penduduk dalam bidang-bidang yang lain selain pangan. Coba Anda jelaskan!
Jawab :
1. Komposisi penduduk merupakan pengelompokan penduduk berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu. Beberapa contoh komposisi penduduk adalah komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, agama dan bahasa.

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin merupakan pengelompokan penduduk yang sering digunakan. Perbandingan laki-laki dan perempuan penting untuk diketahui dalam setiap analisis kondisi kependudukan di Indonesia. Ukuran komposisi penduduk menurut jenis kelamin tergolong sedikit dan memiliki perhitungan yang tidak rumit. Beberapa ukuran komposisi penduduk adalah 1) persentase laki-laki dalam satu populasi atau proporsi maskulinitas, 2) rasio jenis kelamin atau rasio maskulinitas, dan 3) rasio kelebihan atau kekurangan jumlah laki-laki terhadap total populasi. Ketiga ukuran tersebut bermanfaat untuk perbandingan antar wilayah atau antar kelompok dan perbandingan dari waktu ke waktu.

Manfaat data komposisi penduduk menurut jenis kelamin:
  • Untuk mengetahui sumber daya manusia yang ada menurut umur dan jenis kelamin.
  • Untuk mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kependudukan.
  • Untuk menentukan dasar perencanaan pembangunan.
  • Sebagai tolak ukur penilaian struktur ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan suatu bangsa atau negara
  • Untuk mengetahui bagaimana potensi sumber daya manusia (aspek pendidikan)
  • Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk.
2. Nilai indikator tersebut menunjukkan nilai dari banyaknya kelebihan atau kekurangan jumlah laki-laki terhadap total populasi di Indonesia. Nilai tersebut didapat dari pengurangan jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan, dibagi dengan jumlah penduduk keseluruhan lalu dikali 100, atau dapat ditulis seperti berikut:
Maka didapatlah nilai dari banyaknya jumlah laki-laki terhadap populasi di Indonesia.

Nilai Indikator Indonesia pada tahun 2017 sebesar 0,48 menunjukkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah perempuan atau Indonesia kelebihan jumlah laki-laki sebanyak 0,48 % dari total populasi. Hal itu diketahui dari hasil perhitungan rumus kelebihan atau kekurangan jumlah laki-laki terhadap total populasi yang bernilai positf. Bila nilai indikator dari hasil perhitungan bernilai negatif maka jumlah perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki. Nilai ideal, atau nilai standar, untuk indikator ini adalah nol (0) dimana laki-laki dan perempuan jumlahnya seimbang.

3. Proyeksi penduduk merupakan perkiraan jumlah dan struktur beserta karakteristik lain untuk masa yang akan datang. Proyeksi penduduk adalah suatu estimasi yang dihitung secara cermat sejak dari pemilihan data dasar, evaluasi dan perapian dasar. 

4. Mengapa dalam program studi PWK, kita perlu belajar tentang "proyeksi penduduk"?
Karena semua rencana-rencana pembangunan dalam PWK, baik ekonomi maupun sosial, menyangkut pertimbangan tentang sejumlah serta karakteristik daripada penduduk dimasa mendatang, proyeksi mengenai jumlah serta struktur penduduk dianggap sebagai persyaratan minimum untuk proses perencanaan pembangunan.

5. Kebijakan kependudukan bersifat politis maksudnya adalah adanya unsur-unsur politik dalam suatu kebijakan kependudukan. Unsur-unsur politik tersebut dapat berupa hal-hal yang baik dan berguna bagi kebijakan kependudukan dan dapat juga berdampak buruk.

Kebijakan kependudukan bersifat politis yang akan berdampak buruk tampak dari dijadikannya kependudukan sebagai instrumen politik oleh para aktor politik untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Kependudukan mempengaruhi politik tanpa memperhatikan kemungkinan arah hubungan yang sebaliknya. Salah satu contoh paling sederhana adalah ketika jumlah penduduk dimaknai secara berbeda dalam konteks yang berbeda. Ketika kebijakan pengendalian penduduk menjadi orientasi pemerintah, maka jumlah penduduk yang kecil dipahami sebagai indikator kinerja keberhasilan mengendalikan jumlah penduduk. Tetapi ketika pemilihan umum akan berlangsung atau ketika diperlukan untuk pemekaran wilayah, maka yang penting bagi “politics” adalah jumlah penduduk yang besar.

Berbeda dengan pandangan bahwa kebijakan kependudukan yang bersifat politis itu membawa dampak buruk, hal sebaliknya bisa saja terjadi. Hal tersebut dapat terjadi jika kebijakan kependudukan yang bersifat politis diwujudkan dengan hubungan yang interaktif antara negara dan warganegara dalam payung atau bingkai keindonesiaan yang tersangga oleh dua realitas utamanya (realitas geografis dan realitas sosio-kultural) serta dibangun berdasarkan karakteristik-karakteristik demografi yang ada di Indonesia. Selain itu kebijakan kependudukan yang bersifat politis harus dibangun dengan asumsi bahwa penduduk adalah warganegara yang aktif berpartisipasi dalam strategi dan program kependudukan. Bila hal tersebut dapat direalisasikan dengan tepat maka tidak dapata dipungkiri bahwa kebijakan kependudukan yang bersifat politis akan berdampak baik bagi suatu pemerintahan.

6. Proyeksi penduduk  dalam memperkirakan dan menyiapkan kebutuhan pangan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan dasar yang mencakup pangan. Perencanaan kebutuhan pangan memiliki keterkaitan dengan dua aspek utama yaitu (1) jumlah dan distribusi konsumsi pangan (2) persediaan pangan dalam negeri. Dalam konteks Indonesia, beras menjadi komoditas utama dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Oleh karenanya, perencanaan kebutuhan pangan ini hanya fokus pada beras. Adapun tahap-tahap penyusunan rencana kebutuhan beras adalah sebagai berikut:

1)  Memperkirakan Kebutuhan Pangan (beras)
Metode proyeksi yang digunakan yaitu metode geometrik yang hasilnya adalah perkiraan jumlah penduduk total tanpa dirinci menurut umur atau jenis kelamin.  Ini dilakukan karena kebutuhan beras diasumsikan sama pada penduduk laki-laki dan perempuan ataupun menurut kelompok umur.

2) Merencanakan Persediaan  Pangan
Persediaan beras dipengaruhi oleh luasan lahan pertanian serta produktivitas lahan. Umumnya luas lahan pertanian di sebagian besar wilayah (provinsi) di Indonesia mengalami penurunan karena alih fungsi lahan menjadi lahan permukiman, gedung dan perkantoran. Perhitungan persediaan beras yang dilakukan Ajrun, 2016 hanya menggunakan data sekunder dan tidak ada pengecekan lapangan.

7. Manfaat proyeksi penduduk dalam bidang-bidang lain yaitu:
  • Bidang Produksi Barang dan Jasa
Dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubungannya dengan data mengenai produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa di masa mendatang.

  • Bidang Tenaga Kerja
Menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat hubungannya dengan proyeksi tentang memungkinkan perencanaan untuk memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, skilled dan pengalaman dari tenaga kerja.

  •  Bidang Pendidikan
Proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia sekolah, jumlah murid, jumlah guru, gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang akan datang.

  • Bidang Kesehatan
Menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di rumah-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.

  • Bidang Kependudukan
Perencanaan tempat tinggal bagi penduduk.

1 komentar: